Presiden Minta Urusan Politik dan Agama Dipisah
Jumat, 24 Maret 2017
Comment
Presiden RI Joko Widodo |
MEJAHIJAU.NET, Sibolga - Presiden Joko Widodo meminta urusan politik dengan urusan agama, dipisah. Intervensi politik dalam urusan agama, berpotensi mengancam kebinekaan bangsa.
Demikian dikatakan Jokowi menanggapi dinamika pilkada sebagai kontestasi demokrasi lima tahunan.
"Jangan dicampuradukkan agama dan politik. Dipisah betul agar rakyat tahu mana (urusan) agama, mana yang politik," ujar Presiden saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, seperti dikutip Media Indonesia, Jumat 24 Maret 2017.
Presiden menilai bagaimana urusan agama dan politik yang disatukan dalam pilkada telah menimbulkan daya rusak pada masyarakat. Hal itu terlihat dari banyaknya gesekan antarmasyarakat.
"Banyak gesekan kecil karena pilgub, ini yang harus kita hindarkan," tegasnya.
Jika tidak dipisah, sambung kepala negara, keberagaman identitas bahasa, suku hingga agama di Indonesia bisa terancam.
"Jangan sampai antarsuku, antaragama ada pertikaian," ingat Jokowi.
Presiden meminta peran para pemimpin agama untuk mengingatkan umat mereka merawat keberagaman yang dimiliki bangsa, bukan justru memicu pertikaian. Menurutnya, keberagaman yang dimiliki Indonesia justru merupakan potensi bangsa.
"Kalau kita tidak bisa menjaga dan merawat, akan ada pertikaian. Itu yang harus kita jaga dan rawat karena semuanya anugerah Allah," pungkasnya.
.me
0 Response to "Presiden Minta Urusan Politik dan Agama Dipisah"
Posting Komentar